“PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU”
A. PENGERTIAN PERILAKU
Perilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau tindakan.
Perilaku seseorang pastilah berubah, dengan asumsi bahwa perubahan dapat terjadi pada ketiga ranah (pengetahuan, sikap, keterampilan) sekaligus atau salah satu ranah saja. Perubahan yang alamiah ini dapat diperoleh oleh seseorang dengan belajar dari lingkungannya, baik keluarga, komunitas tempat tinggal atau masyarakat lebih luas secara informal. Proses belajar yang alamiah sebagai hasil pengaruh lingkungan ini disebut dengan pendidikan informal.
Perubahan kearah perilaku yang diharapkan (expected behavior) berupa perilaku yang lebih baik, hanya dapat dilakukan melalui proses yang disengaja dengan grand design mencakup proses:
1. Pendidikan Informal
Diperlukan konsistensi proses belajar informal dalam keluarga, dalam pergaulan di masyarakat, dan individu-individu kunci yang akan dijadikan model oleh publik.
Contoh :
1. Bidan memberikan konseling kepada ibu terhadap pelaksanaan klinik laktasi. Konseling dapat berupa manajemen laktasi, komposisi ASI, teknik dan posisi menyusui yang benar, kemudian, ibu tersebut akan menceritakan kepada ibu menyusui lainnya. Jadi secara tidak langsung, terjadilah pendidikan informal dari mulut ke mulut.
2. Dalam sebuah acara arisan, seorang ibu bertanya kepada bidan tentang keluhan yang ia rasakan selama TM I. Lalu bidan mengatakan kepada ibu bahwa itu hal yang wajar dan bidan juga menjelaskan tentang perlunya menjaga nutrisi selama kehamilan meski ibu mengeluhkan mual, muntah dan pusing. Dimana bidan menjelaskan bahwa nutrisi tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu terutama untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya. Dimana pada TM I tersebut sedang terjadi pertumbuhan dan perkembangan dari organ organ janin terutama otaknya.
Jadi meskipun ibu merasa mual, muntah dan pusing, ibu harus tetap makan sedikit sedikit namun sering. Dan hindarkan makanan yang berbau merangsang dan berlemak tinggi. Seperti durian,nenas, gajih sapi, daging kambing, dan sebagainya. Lalu, jika ibu bangun dari tempat tidur, jangan langsung duduk, tapi harus secara perlahan. Dan usahakan makan biskuit kering dan segelas air teh.
Bidan juga memberi contoh menu makanan untuk ibu dalam sehari yaitu :
Makan 4 kali sehari dengan 1 kali makan nasi 1 piring sedang yaitu 200 gr + 1 potong lauk hewani 50 gr 2 kali sebesar kotak korek api + 1 potong lauk nabati 50 gr 2 kali sebesar kotak korek api + 1 mangkuk sayur (100gr) + 1 potong buah (100gr).
Setelah mendapat penjelasan dari bidan, ibu merasa senang dan akan melakukannya. Serta ibu pun juga berbagi cerita tentang apa yang dijelaskan bidan tadi kepada ibu-ibu hamil lainnya pada acara arisan tersebut. Sehingga diharapkan perilaku ibu-ibu hamil akan berubah ke arah yang lebih baik.
3. Pada suatu kamar bersalin, terdapat ibu yang sedang dalam keadaan kala II. Setelah anaknya lahir spontan tanpa komplikasi baik ibu maupun bayi, bidan langsung mengeringkan bayi kecuali telapak tangan bayi dan melakukan IMD. Selanjutnya bidan melakukan manajemen aktif kala III untuk melahirkan plasenta. Dan bidan terus memantau kondisi ibu dan bayi. Ternyata setelah kelahiran plasenta, bidan menemukan kontraksi ibu tidak bagus, fundus lembek, dan terjadi perdarahan hebat. Bidan telah melakukan masase fundus 3 kali, namun hasilnya tetap sama. Sehingga Bidan menegakkan diagnosa bahwa ibu tersebut mengalami atonia uteri. Lalu bidan tersebut melakukan eksplorasi uterus, kemudian Kompresi bimanual interna selama 5 menit agar kontraksi ibu bisa baik dan perdarahan dapat dihentikan. Setelah itu bidan meminta tolong kepada keluarga pasien untuk melakukan kompresi bimanual eksterna. Namun sebelumnya bidan mengajarkan terlebih dulu teknik kompresi bimanual eksterna kepada keluarga ibu. Setelah keluarga bisa melakukannya, maka bidan mengeluarkan tangannya perlahan dari dalam uterus ibu. Kemudian bidan memberikan ergometrin 0,2 mg IM (kontraindikasi hipertensi) dan memasang infus RL 500 cc + 20 unit oksitosin. Dan kemudian keadaan kontraksi ibu berangsur makin membaik.
Dari kejadian di atas, keluarga pasien bisa mengetahui salah satu teknik untuk menghentikan perdarahan dan membuat kontraksi jadi baik dengan melakukan kompresi bimanual eksterna. Dimana tadi bidan secara tidak langsung telah memberikan pendidikan kepada keluarga pasien dengan mengajarkan tekniknya sehingga bisa membantu proses kontraksi ibu.
4. Seorang anak bertanya kepada ibunya yang berprofesi sebagai bidan, tentang pengurangan rasa nyeri pada waktu menstruasi. Lalu ibunya menjawab, jika merasa nyeri pada saat mens, si anak cukup melakukan pemijatan ringan di daerah lumbosakralnya sampai ke arah os coccygies. Dan ibunya pun mempraktekkan hal itu kepada anaknya. Namun, jika nyeri tersebut sampai mengganggu aktivitas dan tidak berkurang setelah dilakukan pemijatan, maka si anak dapat meminum asam mefenamat hanya pada waktu sakit saja sebagai analgetik untuk penghilang rasa nyeri. Akhirnya anak tersebut paham dan bisa mempraktekkan hal itu kembali. Dan pada waktu anak itu kumpul-kumpul dengan temannya, maka anak itu berbagi cerita dan bisa menambah pengetahuan temannya yang lain.
5. Dalam suatu acara pengajian, seorang ustad mengatakan bahwa sunat bagi bayi perempuan itu tidaklah diwajibkan. Dan bidan Ani yang kebetulan ikut dalam acara pengajian itu membenarkan hal itu dan menambahkan bahwa dalam standar pelayanan kesehatan, seorang bayi perempuan tidak diperbolehkan lagi untuk disunat sebab bayi tersebut bisa kehilangan rangsangan (orgasme) pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual. Dimana jika bayi perempun disunat, maka organ klitoris bayi yang merupakan kumpulan dari berbagai saraf penerima rangsangan biasanya dipotong sehingga tidak berfungsi lagi. Sehingga kebutuhan biologisnya ketika ia dewasa nanti tidak akan terpenuhi secara optimal. Dan ini melanggar HAM. Setelah mendengar tambahan dari bidan Ani, semua jemaah yang hadir pada pengajian itu pun tersentak dan baru mengetahui dan menyadari hal itu. Sehingga diharapkan setelah mendengar pernyataan bidan tersebut, ibu-ibu yang biasanya melakukan sunatan pada bayinya akan merubah perilakunya untuk tidak menyunat bayinya, karena memikirkan dampak negatif yang akan diterima si anak nantinya.
2. Pendidikan non formal.
Dalam proses ini pemerintah dan masyarakat melakukan upaya aktif untuk meningkatkan daya upaya proses pembelajaran yang dilakukan secara insidental atau regular, melalui pendekatan pelatihan, kursus-kursus atau seminar-seminar.
Contoh :
- Bidan memberikan penyuluhan tentang KB kepada kader kader melalui seminar di suatu ruangan. Penyuluhan dapat berupa jenis-jenis kontrasepsi, efek samping, cara penggunaan KB, keuntungan dan kelemahan KB, serta menunjukkan model dari alat kontrasepsi kepada kader-kader.
- Di sebuah desa yang beresiko tinggi penyakit DBD, bidan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk melakukan penyuluhan tentang DBD…
- Akhir-akhir ini sering ditemukan tingginya angka kematian perempuan. Para ahli meneliti bahwa kematian tersebut banyak disebabkan oleh penyakit kanker serviks. Sehingga bidan berinisiatif untuk memberikan penyuluhan dan simulasi tentang kesehatan reproduksi wanita dan hubungannya dengan kanker serviks. Sasaran utama bidan adalah remaja putri dan wanita usia subur & wanita klimakterium/menopouse. Setelah memberikan penyuluhan tersebut, mereka pun puas dan antusias dengan penyuluhan serta simulsi yang diberikan bidan. Diharapkan mereka akan bisa merubah perilakunya agar penyakit kanker serviks dan penyakit kesehatan reproduksi lainnya bisa dicegah.
3. Pendidikan formal.
Kebutuhan pendekatan khusus sehingga proses belajar formal ini tidak terjebak oleh formalitas yang hanya mampu mentransfer pengetahuan tanpa memberikan “bekas” ruh jiwa pada peserta didik.
Contoh :
- Sebelum menjadi bidan, seorang bidan terlebih dulu wajib mengikuti pendidikan di sekolah bidan dengan materi dalam lingkup kebidanan dan daur kehidupan wanita sejak konsepsi sampai lansia. Disini mahasiswa akan mendapatkan transfer ilmu dari dosen dan diharapkan akan mengaplikasikan ilmu tersebut setelah menamatkan pendidikan bidannya.
- Pada waktu PKL di lapangan, seorang mahasiswa akan dibimbing oleh seorang bidan sehingga materi yang didapat di perkuliahan, bisa diaplikasikan langsung kepada pasien dengan baik. Pada waktu ANC, seorang mahasiswa akan mempraktekkan asuhan kebidanan untuk ibu hamil seperti yang telah ia pelajari waktu diperkuliahan dulu dengan bimbingan bidan. Mulai dari identitas ibu dan suami, mengkaji data subjektif dan objektif ibu, interpretasi data dasar ibu, identifikasi masalah/diagnosa potensial, membutuhkan tindakan segera atau tidak, perencanaan dari tindakan yang diberikan, melaksanakan rencana asuhan yang telah diberikan, dan mengevaluasi asuhan yang telah diberikan.
Dalam melakukan itu semua, mahasiswa mendapat bimbingan dan tambahan pengetahuan dari bidan. Sehingga terjadi transfer ilmu dari bidan ke mahasiswa.
- Seorang mahasiswa D IV Bidan pendidik yang mengikuti perkuliahan di sebuah politeknik kesehatan, akan diuji oleh dosen pamong untuk mengajarkan perkuliahan kepada mahasiswa bidan DIII kebidanan. Baik mengajarkan materi maupun prakteknya dalam pelayanan kebidanan, dimana mahasiswa D IV bidan pendidik tersebut pada waktu mengajar mahasiswa DIII kebidanan akan dibimbing oleh dosen pamong. Sehingga disini terjadi transfer ilmu dari mahasiswa D IV bidan pendidik kepada mahasiswa DIII kebidanan.
B. PERUBAHAN PERILAKU
Perubahan perilaku menurut, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar.
Contoh dari perubahan perilaku yang disadari dan disengaja yaitu:
- seorang ibu hamil melakukan ANC pada seorang bidan , ia mengeluh pinggangnya sering terasa pegal dan kakinya sering terasa keram kemudian bidan mengatakan bahwa itu disebabkan karena ibu tersebut sering memakai sepatu berhak tinggi dan menganjurkan ibu untuk tidak memakai sepatu berhak tinggi selama ia hamil. Karena ibu tersebut merasa dan menyadari apa yang dikatakan bidan tersebut benar, ia pun mulai mengubah kebiasaannya memakai sepatu berhak tinggi tersebut dan setelah berusaha mengubah kebiasaan tersebut ibu pun menyadari perubahan kebiasaannya
- Seorang bidan berupaya untuk memanfaatkan sambah yang ada disekitarnya. Misalnya botol infuse yang tidak dipakai lagi, dapat dijadikan pot-pot bunga yang sederhana, dengan itu bidan dapat memberikan contoh tersebut kepada masyarakat yang ada disektiarnya.
- Seorang bidan telah berupaya untuk tidak lagi meletakkan nierbeken atau bengkok di bawah bokong ibu / klien karena hal tersebut akan membuat ibu tersebut merasa tidak nyaman sekali dan menimbulkan nyeri padda ibu
- Seorang bidan tidak lagi menggunakan jarum suntik secara berulang kepada pasien karena penerapkan pencegahan infeksi
- Seorang bidan telah mencuci tangan nya dibawah air mengalir yang mengaliri kotoran dari tangan akibat telah terkontaminasi dengan mikroorganime yang tidak dapat dilihat dengan mata langsung
- Seorang bidan menggunakan pelengkapan melahirkan seperti memakai celemek,mitela,sepatu boot saat membantu proses persalinan karena bidan tesebut menyadari pentingnya tindakan pencegahan infeksi guna melindungi dirinya dari penyakit menular.
- Pada umumnya bidan lama cendung memandikan BBL segera setelah lahir.dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan,bidan diharapkan dapat merubah paradigma lama tersebut.bidan boleh memandikan bayi 6 jam setelah persalinan guna mencegah hipotemi pada bayi.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
Contohnya yaitu:
- seorang ibu yang baru melahirkan anak pertama telah diajarkan oleh bidan cara merawat bayi yang benar tentang cara memandikan bayi. Ketika dia diajarkan lagi cara merawat tali pusat, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang cara merawat bayi yang benar akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam merawat bayinya
- Mahasiswa kebidanan yang telah belajar tentang asuhan kebidanan I, itu kan berlanjut dengan asuhan kebidanan II dan seterusnya. Pelajaran yang ikuti selama perkuliahan akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnnya
- Seorang ibu mengajarkan anaknya untuk menggosok gigi sebelum tidur.lama kelamaan anak akan menjadi kebiasaan yang melekat pada diri anak.selanjutnya anak nantinya akan mengajarkan kebiasaan menggosok gigi itu pada anaknya setelah ia menjadi oang tua nantinya.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang.
Contoh yaitu :
- seorang bidan mengikuti seminar kesehatan tentang peningkatan mutu kesehatan masyarakat pedesaan, maka pengetahuan dan keterampilan yang didapatkannya dalam seminar tersebut dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para kliennya dilapangan
- Bidan menerapkan IMD atau insiasi menyusui dini setelah melakukan persalinan akan berdampak baik kedepan bagi ibu dan bayinya. Menyusui dini yang didapat oleh bayi akan membuat bayi telah terlatih ototnya dan instingnya dari sejak dini. Dan ibu sendiri telah mendapat perbaikan uterus secara dini dari penghisap air susu dari anaknya
- Bidan dalam perawatan tali pusat bayi tidak lagi menggunakan kasa sebag penutup dan tidak lagi memberikan betadhine kepada perlukan tali pusat akan membuat luka pada tali pusat bayi tersebut cepat kering dan sembuh. Keuntungannya bagi bidan itu sendiri itu mengurangi pemakaian kasa steril, alcohol, dan betadhine yang seharusnya dapat dimanfaatkan pada hal yang lain serat dapat membantu biaya pembayaran bagi keluargayang kurang mampu
- Bidan tidak lagi memasangkan “karito”bayi karena dapat menghambat jalan nafas dan perkembangan bayi tersebut
- Bidan tidak lagi memasarkan susu formula kepada pasiennya karena ASI jauh lebih bermanfaat dibandingkan susu formula. Selain ASi harganya murah, cepat, praktis, ASI juga mengandung berbagai macam mineral dan immunoglobulin yang tidak dimiliki susu formula. Semua yang terkandung dalam ASI bermanfaat bagi sang bayi
- Bidan tidak lagi menggunakan jepit tali pusat karena akan membuat rasa sakit pada bayi dan bayi akan merasa tidak nyaman
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan.
Contoh:
- seorang bidan mencegah seorang gadis remaja yang ingin menggugurkan kandungannya. Bidan tersebut memberi konseling akan bahaya dan komplikasi dari aborsi tersebut serta dampaknya terhadap kesehatan reproduksi. Dan bidan menyarankan agar remaja tersebut membatalkan niatnya untuk aborsi dan merawat janinnya
- bidan berusaha menciptakan lingkungannya asri, yang dimuali dari pekarangan rumah bidanitu sendiri sehingga untuk memberikan contoh kepada masyrakat lebih mudah
- bidan berusaha bertindak sesuai dengan peraturan yang mengikatnya karena semua akan bermnafaat untuk bidan, ibu dan bayi
- bidan memberikan anestesi pada saat melakukan episiotomy karena menerapkan prinsip ashan sayang ibu yang akan membuat ibu merasa nyaman dan rasa nyerinya hilang dan akan membantu proses persalinan yang lama
- bidan menganjurkan ibu / klien untuk memeriksakan kandungannya agar dapat mendeteksi komplikasi yang terjadi jika ada
- bidan tidak lagi menggunakan pendripan oksitosin sebelum anak lahir karena akan membahayakan kondisi ibu dan bayi
- bidan tidak lagi langsung memandikan bayi yang baru dibantu kelahirannya oleh dirinya karena akan membuat bayi tersebut hipotermi
- bidan menganjurkan pada ibu agar ada salah seorang anggota keluarga yang mendampingi ibu saat proses persalinan karena akan berpengaruh baik kepada proses persalinan dan kondisi psikologi ibu
Dengan konseling dan saran bidan, remaja tersebut membatalkan niatnya untuk aborsi dan berusaha lebih giat untuk menjaga serta merawat janinnya sehingga bisa mencapai tumbuh kembang optimal.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan.
Contoh:
- seorang tenaga kesehatan ingin memperoleh pengetahuan baru dalam bidang kesehatan, maka ia aktif dalam mengikuti perkembangan tentang dunia kesehatan dengan cara mengikuti seminar-seminar, mencari informasi dari internet dan lain-lain
- bidan mengajarkan kepada ibu untuk mau menyusui bayinya karena akan bermanfaat kepada ibu dan bayinya
- bidan aktif mengadakan temu langsung dengan ibu-ibu atau masyarakat untuk rajin membersihkan lingkungan tempat itnggal agar terhindar dari wabah penyakit demam berdarah
- bidan berusaha mendekatkan diri kepada pasien, menciptakan rasa kekeluargaan agar antara bdan dan pasien tersebut tidak terlalu berbatas
- bidan berusaha untuk memperdulikan kesehatan ibu dan anak dengan menyemarakan posyandu
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
Contoh:
- seorang bidan mempelajari tentang asuhan persalinan normal ketika ia masih dibangku kuliah.ilmu tesebut akan diterapkan setelah ia menjadi bidan nanti.perilaku dari proses belajanya itu akan melekat dan menetap pada diri bidan tesebut.
- Ketika berumur 3 tahun anak diajarkan untuk BAB di kamar mandi.perilaku ini akan memetap pada diri anak sampai ia dewasa dan tua nanti.
- Anak diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya
7. Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi ibu hamil, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi ibu hamil yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi bidan yang profesional dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Ibu Hamil. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Contoh dari perubahan yang bertujuan dan terarah yaitu:
Ø Seorang mahasiswa belajar psikologi ibu hamil, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi ibu hamil yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi bidan yang profesional dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Ibu Hamil. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Ø Seorang bidan tamatan D-III melanjutkan studinya ke tingkat S-1, tujuan jangka pendek yang ingin ia capai adalah kenaikan pangkat, sikap dan keterampilan yang ia dapatkan selama ia menjalani studi S-1 diwujudkan dalam bentuk menjadi lulusan S-1 terbaik. Namun, tujuan jangka panjangnya adalah ia ingin menjadi bidan yang lebih terampil, mengikuti zaman dan profesional. Ia juga ingin turut serta memperbaiki dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakatnya, khususnya masarakat tempat ia bertugas.
Ø Seorang tenaga kesehatan memberi penyuluhan tentang perlunya kebersihan lingkungan dalam meningkatkan derajat kesehatan pada warga di sebuah desa dengan harapan melalui penyuluhan tersebut ia ingin warga bisa mengubah gaya hidup mereka yang tidak baik menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan mutu kesehatan warga di desa itu. Selain itu ia juga berharap, masyarakat desa mau mengikuti apa yang diberikannya dalam penyuluhan tersebut. Karena telah mendengar dan mengerti apa yang dijelaskan oleh tenaga kesehatan tersebut, warga desa itu pun mulai memperbaiki gaya hidup mereka sesuai dengan apa yang telah mereka dapatkan melalui penyuluhan. Secara terarah, gaya hidup merekapun bisa berubah seiring berjalannya waktu.
Ø Seorang perawat yang baru menamatkan studinya mulai bertugas di suatu rumah sakit dengan tujuan jangka pendek ia bisa menambah pengalaman dan mempunyai penghasilan sendiri, sikap dan ketrampilannya sebagai perawat ia wujudkan dengan bekerja sesuai prosedur dan bekerja dengan sebaik-baiknya. Sedangkan tujuan jangka panjang yang ingin ia capai adalah ia ingin menjadi perawat yang profesional dan terampil, kemudian ia juga ingin meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Ø Seseorang yang biasanya merokok ingin mengubah kebiasaan merokok setelah ia mengikuti seminar tentang bahaya merokok, hal ini ia wujudkan dengan mengurangi frekuensi merokoknya dalam sehari. Tujuan jangka pendeknya adalah ia dapat mengurangi konsumsi rokoknya. Ia pun melakukan langkah-langkah yang ia dapatkan dalam seminar, secara terarah ia bisa mengubah kebiasaan buruknya tersebut perlahan-lahan. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah ia ingin berhenti merokok dan menjalani hidupnya dengan gaya hidup yang lebih sehat dan bermanfaat.
8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.
Perubahan perilaku bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Contoh: seorang ibu mengikuti seminar tentang pentingnya imunisasi pada anak, selain memperoleh pengetahuan tentang pentingnya imunisasi pada anak, dia juga memperoleh pentingnya sikap seorang ibu dalam memperhatikan imunisasi anaknya. Begitu juga,dia mempunyai keterampilan dalam menerapkannya.
Contoh dari perubahan perilaku secara keseluruhan yaitu:
v Seorang ibu mengikuti seminar tentang pentingnya imunisasi pada anak, selain memperoleh pengetahuan tentang pentingnya imunisasi pada anak, dia juga memperoleh pentingnya sikap seorang ibu dalam memperhatikan imunisasi anaknya. Begitu juga, dia mempunyai keterampilan dalam menerapkannya.
v Seorang ibu primipara yang melakukan ANC untuk pertama kalinya diajarkan oleh seorang bidan bagaimana cara merawat dan memperhatikan kehamilannya dan mengubah kebiasaan buruk yang ia lakukan sebelum hamil. Setelah melakukan ANC tersebut, Ibu pun mengubah kebiasaan buruknya secara keseluruhan dan merawat dan memperhatikan kehamilannya seperti yang telah diajarkan bidan kepadanya.
v Beberapa orang kader di sebuah daerah diberi penyuluhan oleh seorang bidan bagaimana cara mendata dan melihat tumbuh kembang anak yang normal. Setelah mendapat penyuluhan tersebut, para kader pun mengetahui dan telah mengerti bagaimana cara mendata dan melihat tumbuh kambang anak yang normal. Mereka pun mulai mendata tumbuh kembang anak-anak didesanya masing-masing melalui posyandu sesuai dengan yang telah diberitahukan bidan kepadanya. Dan menerapkan hal itu di desanya secara keseluruhan.
v Seseorang memperoleh keterampilan baru bagaimana cara mendaur ulang sampah plastik agar polusi tanah yang disebakan oleh sampah plastik bisa berkurang. Karena ia peduli pada lingkungan ia pun mulai menerapkan keterampilan yang ia dapatkan tersebut dengan harapan polusi tanah karena sampah plastik bisa berkurang dan warga lain bisa mengikuti apa yang ia lakukan tersebut. Dengan kepeduliannya terhadap lingkunganpun ia mengubah kebiasaannya dalam menangini sampah plastik secara keseluruhan.
v Seorang doktek yang baru saja mengikuti pelatihan tentang sebuah penyakit. Dari pelatihan itu ia mendapatkan hal-hal baru dan informasi yang penting , kemudian ia menginformasikan hal tersebut pada warga tempat ia bertugas. Selain itu ia juga menerapkan hal-hal tersebut pada dirinya dan keluarganya.
Menurut Gagne (Abin Syamsuddin Makmun, 2003), perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk :
· Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.
· Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan kecakapan motorik ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik.
· Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.
· Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
1. Perubahan Prilaku Yang Terpaksa
Hal ini di karenakan jangankan untuk mengingat perilaku negatif mereka, seseorang bahkan tidak dapat menerima informasi jika mereka tidak membutuhkannya. Mereka akan menerima informasi yang memang mereka perlukan. Contoh:
· Seorang ibu yang sudah mempunyai banyak anak terpaksa menggunakan kontrasepsi karena merasa anaknya sudah banyak.
· Seorang ibu yang sudah mempunyai banyak anak terpaksa menggunakan kontrasepsi karena merasa anaknya sudah banyak
· ibu yang melahirkan anak diluar nikah dan ibu itu tidak menerima kelahiran anaknya,dia akan terpaksa mnyusui anaknya karena disuruh oleh bidan
· seorang pasien yang takut untuk minum obat, ketika dia sakit dia akan minum obat dengan terpaksa.
2. Perubahan Prilaku Yang Ingin Meniru
Perubahan prilaku yang meniru adalah perubahan perilaku karena terbiasa mencontoh apa yang mereka lihat, misalnya meniru adegan-adegan dalam acara-acara televisi, contoh:
· ibu yang saat hamil memperhatikan bagaimana cara teman atau keluarganya merawat bayinya yang baru lahir, saat ibu itu pun melahirkan, ia akan meniru dan mencoba mempraktekan car merawat bayi yang dia lihat tersebut.
· Ibu yang biasanya tidak pernah membawa anaknya ke posyandu, lalu karena melihat teman atau tetangganya yang rajin membawa anaknya ke posyandu, ibu tersebut pun ikut membawa anaknya ke posyandu.
3. Perubahan Prilaku Menghayati
Perubahan prilaku yang disebabkan oleh karena seseorang menghayati sesuatu yang mereka alami atau mereka lihat dan menganggapnya sebagai sesuatu perilaku yang benar dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh:
· Ibu yang pada kehamilan pertama, awal trimester pertama mengalami mual muntah dan susah makan, lalu dianjurkan oleh bidan untuk makan sedikit-sedikit tapi sering, ibu pun mencoba untuk melaksanakan anjuran bidan, meskipun agak ragu. Setelah diaksanakan oleh ibu, dan pada kehamilan minggu-minggu selanjutnya, ibu mencoba USG dn melihat perkembangan anaknya, ternyata perkembangan anaknya dalamrahim sangat bagus. Pada kehamilan berikutnya, ketika ibu mengalami mual dan muntah lagi, ibu pun melaksanakan lagi anjuran bidan terdahulu.
C. PROSES PERUBAHAN PERILAKU
Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha mengubah perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu diambil untuk merubah perilaku:
1. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi tentang apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan. Contoh:
1. Seorang bidan yang melakukan pertolongan persalinan dengan teknik yang aseptik,karena teknik aseptik ini sangat penting di laksanakan dalam proses persalinan,
2. Seorang yang dapat menjaga kebersihan lingkungan dengan baik karena ia sadar bahwa hal tersebut dapat mencegah timbulnya penyakit.
3. Ibu hamil yana melakukan pemeriksaan kehamilan pada seorang bidan.
4. Membuang sampah pada tempatnya dan tidak membuang sampah secara sembarangan.
5. Ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya,karena ASI sangat penting bagi bayi
2. Mengganti.
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan yang diyakini salah. Contoh:
1. Seseorang yang biasa merokok kemudian ia berhenti merokok karena ia telah mengetahui bahaya dari merokok tersebut.
2. Ibu yang sebelumnya menggunakan pampers untuk bayinya dan sekarang mengganti dengan popok biasa karena pampers tersebut dapat menyebabkan iritasi.
3. Ibu yang biasanya memberikan bayinya dengan susu formula sekarang beralih ke ASI ,karena ASI kandungan gizinya lebih lengkap di bandingkan susu formula
4. Ibu yang biasanya memberikan makanan siap saji kepada bayinya kemudian ia menggantinya dengan nasi tim.
3. Mengintrospeksi.
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk dilakukan. Di samping itu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi kadar self-excusing yang bisa jadi masih tetap ada dalam diri seseorang hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau interpretasi dalam memahami dan melaksanakan. Contoh:
1. Seorang ibu yang biasa merokok,kemudian dia berhenti merokok saat hamil.
2. Seorang perempuan yang hamil di luar nikah yang pada awalnya ia tidak mau menerima kehadiran anaknya tersebut,tapi kemudian ia menyadari bahwa bagaimanapun itu tetap anaknya yang harus dirawat dengan baik.
3. Seorang penderita maag yang pola makannya tidak teratur,kemudian ia mulai melakukan pola makan yang teratur.
4. Seorang petugas kesehatan yang dalam bekerja tidak pernah menggunakan handschoon,tetapi sekarang ia mulai menggunakan handschoon karena ia sadar bahwa petugas kesehatan sangat rentan terhadap infeksi.
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni:
1. Awareness (kesadaran): Yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus atau objek terlebih dahulu
2. Interest: yakni orang mulai tertarik pada stimulus
3. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
4. Trial, orang telah mulai mencoba prilaku baru
5. Adoptionsubjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus
Apabila penerimaan prilaku baru atau adopsi prilaku melalui proses seperti nini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka prilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) sebaliknya apabila prilaku itu tidak didasari pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlansung lama. Contoh: ibu-ibu menjadi peserta KB , karena diperintahkan oleh lurah atau ketua RT tanpa mengetahui makna dan tujuan KB maka mereka akan segera keluar dari keikutsertaannya dalam KB setelah beberapa saat perintah tersebut diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Asri. 2009. Konsep Kebidanan Plus Materi Bidan Delima. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press
Notoatmodjo,soekidjo.2007.Promosi kesehatan dan ilmu prilaku.Jakarta:Rineka Cipta
Markum, A.H, dkk. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FK UI
Melani, Niken. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitra Maya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar